Sulit Dicari, Harga Elpiji 3 Kilo Capai Rp30 Ribu

152
0

ِPortal Berita Rakyat Indonesia
Warga mengantri untuk membeli gas elpiji 3 kilo saat operasi pasar beberapa waktu lalu. (ist)
Bagikan :

SRNews.CO, Bangko – Keberadaan gas bersubsidi di Kabupaten Merangin masih menjadi masalah. Pasalnya, selain harganya yang mahal, stok gas elpiji 3 kilo (kg) juga terbatas dan sering habis, warga pun mengaku kesulitan mendapatannya.

Disampaikan salah seorang ibu rumah tangga warga kota bangko, Andriana. ketika hendak membeli Gas 3 Kg, tapi stoknya sering habis. Bahkan untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut, dirinya harus menunggu terlebih dahulu.

“itu kalau beli dengan pengecer, harganya Rp30 ribu pertabung, mau dak mau ya beli dari pada tidak masak,” ujarnya.

Baca Juga:   Bunuh Teman Sesama Narapidana, Pria Ini Dihukum Mati

Hal yang sama juga diakui salah seorang warga pasar bawah bangko yang minta namanya tidak disebut, masalah mahalnya harga gas elpiji sudah lama terjadi, selain harga mahal, tapi juga jarang tersedia.

“Kalau Gas datang, warga harus ngantri dipangkalan, dan harus bawak KTP untuk beli gas,” ujarnya

Untuk harga gas elpiji 3 Kg sendiri banyak yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Seperti disalah satu pangkalan di pinggir jalan lintas Sumatra, tepatnya depan Pos Lantas Simpang 4 Bukit Indah, harga jual gas elpiji 3 kilo Rp20 ribu pertabung.

Baca Juga:   MPR Puji Langkah Gubernur Yogyakarta Dalam Menangani Covid-19

“Harganya Rp20 ribu, cuman sekarang lagi habis belum tau kapan datang,” ujar salah seorang karyawan tokoh.

Begitu juga dengan Pangkalan milik Junaidi yang berada di wilayah Pasar Baru Bangko. Dikatakan Junaidi, saat ini stok Gas ada cuman kalau warga mau membeli harus bawa KK atau KTP. “Kalau saya jual Rp 17 ribu, satu KK dapat jatah cuman satu tabung, paling banyak dua buah, jatah saya 280 tabung per minggu itulah yang saya jual,” ujar Junaidi.

Baca Juga:   Bertemu dengan Ketua DPD, ini keluhan pelaku bisnis kepelabuhanan di Tanjung Perak

Sebenarnya kata Junaidi, Pangkalan harus memiliki wilayah jual dan tidak boleh menjual ke wilayah lain, karena dimasing-masing wilayah sudah ada pangkalan. “Kalau wilayah kami jual pasar baru belakang rina, bukit aur, dan bangko tinggi,” ujarnya lagi. (SR1)

Reporter: Supmedi


TINGGALKAN KOMENTAR