Sebagian Orang Percaya Makan Bayi Tikus Bisa Tingkatkan Stamina

772
0

ِPortal Berita Rakyat Indonesia
Ist
Bagikan :

Ditengah hebohnya penyebaran virus corona muncul video yang viral memperlihatkan seorang pria asal china yang sedang menyantap bayi tikus.  Kontan saja video tersebut banjir kritikan karena dikaitkan dengan virus corona yang sedang mewabah dan sudah menjangkit banyak orang.

Menyantap bayi tikus hidup dengan cara dicelupkan kedalam saus di China dikenal dengan sebutan “ three squeaks babies”  yang artinya “tiga bayi mencicit”

Di China tradisi menyantap bayi tikus itu dikenal dengan sebutan “three squeaks babies” yang berarti “tiga bayi mencicit”.

Ternyata di Jawa juga ada tradisi serupa yang dikenal dengan sebutan ‘Nguntal Cindil’. Tradisi makan bayi tikus tersebut sudah sejak dulu dilakukan oleh orang-orang di Jawa.

Baca Juga:   Apresiasi Pembentukan Taruna Tani, Ketua DPD RI Berharap Pertanian Lebih Maksimal

Mereka percaya dengan mengonsumsi bayi tikus tersebut bisa membuat tubuh menjadi berstamina hingga meningkatkan gairah seksual. Namun, cara memakannya berbeda dengan tradisi yang dilakukan oleh China.

Masyarakat Jawa menyantapnya dengan menaruh bayi tikus di telapak tangan, dipegang ekornya kemudian tanpa campuran apapun bayi tikus itu langsung dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan atau dimakan tanpa dikunyah. Kemudian diberi dorongan agar masuk ke dalam tubuh dengan meneguk air.

Dilansir dari detikfood, tradisi nguntal cindil itu juga dilakukan oleh Pakubuwono XII, Seorang Raja Kasunanan Surakarta pada tahun 1945 – 2004. Hal tersebut diketahui dari sebuah video dokumenter karya IGP Wiranegara yang berjudul “Pakubuwono XII: Sunan Amardika”.

Baca Juga:   Terima Direksi Eskayvie Global Malaysia, Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Pengembangan Industri Pangan Berteknologi Tinggi

Dalam video tersebut memperlihatkan keseharian Pakubuwono XII yang tidak diketahui banyak orang. Termasuk kebiasaan Pakubuwono XII melakukan ritual ‘nguntal cindil’ sebagai jamu.

“Itu tradisi nguntal cindil itu ada dimana-mana seperti di China atau Jawa. Menurut mereka makan bayi tikus itu biasanya buat kuat atau stamina. Setahu saya sih begitu, karena saya orang Bali bukan orang Jawa,” ujar IGP Wiranegara seperti dilansir dari detikcom (30/01).

Menurut Irtya Qiyamulail, Edukator Bidang Gizi, hewan seperti bayi tikus itu biasanya ada kandungan protein dan lemaknya. Namun, itu tergantung juga dengan cara pengolahannya. Apalagi tikus identik dengan lingkungan yang kotor.Hingga saat ini tradisi nguntal cindil itu juga masih dilakukan oleh orang Jawa. Kini kebanyakan yang melakukannya adalah para kuli untuk menambah stamina fisiknya karena dinilai mengandung nutrisi. Mereka juga mengaku bahwa merasa lebih kuat setiap kali menyantap bayi tikus.  Lebih lanjut, Irtya Qiyamulail mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian terkait hal tersebut. Jadi, belum dipastikan apakah tikus bisa efektif meningkatkan stamina atau tidak.

Baca Juga:   Suka Makan Jengkol, Berikut Tips Masak Jengkol Enak dan Tidak Bau

TINGGALKAN KOMENTAR