SURAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan, MPR RI turut mendukung World Peace Forum/WPF (Forum Perdamaian Dunia) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-8. WPF pertama kali diselenggarakan pada tahun 2006, didukung Pengurus Pusat Muhammadiyah sebagai co-organizer dan The Cheng Ho Multiculture Education Trust pimpinan Tan Sri Lee Kim Yew yang berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Semangat perdamaian yang tercermin dalam WPF selaras dengan visi MPR RI sebagai lembaga yang menjadi representasi rumah kebangsaan yang menampung berbagai arus pemikiran dan aspirasi. Dalam kedudukannya sebagai rumah kebangsaan inilah, MPR RI mendukung penyelenggaraan WPF, karena pada hakikatnya mewujudkan tata dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, merupakan amanat dari Konstitusi UUD NRI 1945,” ujar Bamsoet dalam jamuan makan malam WPF, di Sasana Handrawina, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu malam (16/11/22).
Turut hadir keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat antara lain Putra Mahkota Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, Praweswari Dalem Sinuhun Paku Buwono XIII (Tigowelas) Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwono, serta Mbakyu dan Rayi-rayi dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Tigowelas juga para putra putri dalem.
Hadir pula Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Sofyan Anif.
Delegasi WPF yang hadir antara lain, Ketua Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari, Penasehat Dewan Fatwa Al-Azhar Mesir Syaikh Prof. Dr. Abbas Suman, Dicastery for Interreligious Dialogue Vatican Rev. Laurent Basanese SJ, Emeritus Professor of Indonesian Politics at The Australian National University Prof. Greg Fealy, President-Moderator of Asian Conference of Religions for Peace Prof. Desmond Cahill, Former Grand Mufti of Bosnia and Herzegovina Dr. Mustafa Ceric, serta Dean of Faculty of Islamic Sciences of Al-Azhar University Egypt Prof. Dr. Nahla Shabri Shu’aidi.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menjelaskan, jamuan makan malam sengaja dilakukan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, agar para delegasi dari luar negeri bisa merasakan sentuhan tradisi dan budaya klasik Jawa yang adiluhung, yang menghadirkan nuansa ketenangan, harmoni, dan kedamaian. Sehingga bisa meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta yang datang dari berbagai belahan dunia.
“Saya juga mengajak para delegasi jangan buru-buru meninggalkan Surakarta usai WPF berakhir. Luangkanlah sejenak waktu untuk menyapa keramahtamahan warga Surakarta, menjelajahi destinasi wisata yang menjadi ikon budaya dan tradisi Jawa, serta menyaksikan secara langsung berbagai pagelaran dan festival budaya Surakarta The Spirit of Java, kota yang kaya dengan warisan budaya yang mendunia, seperti batik, keris, wayang, serta gamelan,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, di tengah proyeksi masa depan global yang terlihat suram dan kian rentan oleh berbagai ancaman krisis seperti krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan krisis kepercayaan antar sesama komunitas global, kehadiran WPF merupakan sebuah penegasan, bahwa selalu ada secercah harapan untuk mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik dan lebih damai.
“Kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pandemi Covid-19 yang telah menggerus sendi-sendi kehidupan dalam berbagai dimensi, menyebabkan lebih dari 640 juta penduduk dunia terpapar, dan lebih dari 6,6 juta jiwa diantaranya meregang nyawa. Pandemi seharusnya menyadarkan eksistensi kita sebagai mahluk sosial yang tidak bisa selamat sendirian, dan hanya bisa selamat jika semua diselamatkan. Solusi pandemi bukanlah solusi individual, solusi pandemi adalah solusi bersama. Pandemi juga mengajarkan moralitas tentang pentingnya saling membantu dan saling tolong-menolong,” terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, demikian juga dalam mewujudkan perdamaian dunia. Kuncinya adalah membangun sinergi dan kolaborasi, dengan mengedepankan semangat saling menghormati, merawat toleransi, dan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kesetaraan. Persoalan global yang sedemikan kompleks dan dinamis, terlalu berat untuk dipikul sendirian. Hanya dengan semangat kebersamaan, bahu-membahu, kita dapat menghadirkan solusi untuk beragam persoalan global tersebut.
“Tata kehidupan dunia yang damai dan beradab sebagaimana kita cita-citakan bersama, tidak akan hadir dengan sendirinya. Ia membutuhkan itikad baik, komitmen, kerjasama, dan yang tidak kalah penting adalah aktualisasi dan implementasi. Harmoni dan kedamaian adalah ikhtiar masa kini yang harus terus kita perjuangkan, dan janji masa depan yang harus terus kita wujudkan. Keduanya harus selalu hadir dalam setiap lini masa perjalanan peradaban umat manusia,” pungkas Bamsoet. (*)