Jakarta – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan cabai merah menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi pada Juni 2022 yang mencapai 0,61 persen secara bulanan (mtm).
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil terbesar sebesar 0,47 persen atau terjadi inflasi 1,77 persen (mtm). Komoditas yang menyebabkan kelompok ini menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni adalah cabai merah dengan andil 0,24 persen,” kata Margo dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, cabai rawit dan bawang merah juga memberi andil kepada inflasi Juni yang cukup besar yakni masing-masing 0,10 persen dan 0,08 persen (mtm).
“Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah ini terjadi karena faktor cuaca atau turun hujan yang cukup lebat di beberapa sentra produksi yang menyebabkan gagal panen sehingga supply terganggu,” terangnya.
Kelompok pengeluaran transportasi memberikan andil 0,04 persen pada inflasi Juni 2022 secara bulanan karena kenaikan tarif angkutan udara yang berandil hingga 0,03 persen.
“Kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh kenaikan harga avtur yang mana pemerintah mengizinkan dilakukan penyesuaian harga. Di samping itu, ada kenaikan permintaan akibat pelonggaran syarat perjalanan,” ucapnya.
Adapun secara tahunan, inflasi Juni 2022 yang mencapai 4,35 persen juga disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
“Kalau dilihat, andil terbesarnya adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 8,26 persen (yoy). Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi adalah minyak goreng, cabai merah, bawang merah, dan rokok kretek filter,” katanya.
Kelompok pengeluaran transportasi secara tahunan mengalami inflasi 5,45 persen dengan komoditas yang dominan menyumbang inflasi ialah tarif angkutan udara dan bensin.
“Selanjutnya kelompok yang memberikan andil kepada inflasi cukup besar secara tahunan adalah peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,77 persen (yoy) dengan komoditas dominan sabun detergen dan upah asisten rumah tangga,” ucapnya.
Sumber :antaranews