Penguatan nilai-nilai persatuan, semangat pantang menyerah dan gotong-royong untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus konsisten dilakukan, dalam membangun semangat bela negara bagi setiap warga negara.
“Bela negara merupakan hak sekaligus kewajiban dari setiap warga negara, yang membutuhkan tekad dan sikap kuat bersama dari setiap anak bangsa dalam menjaga kedaulatan negara,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/12) dalam rangka Hari Bela Negara yang diperingati setiap 19 Desember.
Menurut Lestari, semangat bela negara merupakan salah satu pendorong yang sangat dibutuhkan bangsa ini agar mampu menghadapi berbagai tantangan dalam berbangsa dan bernegara.
Apalagi, ujarnya, di era globalisasi saat ini semangat nasionalisme kalangan muda mulai terkesampingkan, dengan semakin derasnya informasi dan budaya global masuk.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, diperlukan upaya agar nasionalisme anak bangsa tidak mudah tergeser, lewat penanaman nilai-nilai yang mampu membangun semangat bela negara sejak dini.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berharap para pemangku kepentingan di sektor pendidikan mampu merealisasikan program-program pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan membangun semangat bela negara kepada para tunas bangsa.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ajaran 2020/2021 tercatat 45,21 juta siswa di Indonesia yang menempuh pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas.
Dengan program yang konsisten dan terukur, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu yakin sistem pendidikan yang diterapkan mampu mengemban misi untuk membangun semangat nasionalisme bagi setiap anak bangsa.
Kolaborasi semua pihak, ujar Rerie, sangat diharapkan untuk merealisasikan dan mewujudkan keberhasilan sejumlah program penanaman nilai-nilai luhur bangsa ini kepada generasi penerus.
Karena, tegas Rerie, nilai-nilai kebangsaan yang kuat penting untuk dimiliki setiap warga negara sebagai landasan bersikap dalam menjawab tantangan persaingan global yang terjadi saat ini dan di masa datang.*